 |
| foto Illustrasi/net. |
Oleh :
Dedy Sulaiman T, S.Ds
(Kontributor Metro7news.com)
Banyak ayah yang tidak mau repot mengasuh dan mendidik anak di masa kecil. Banyak alasan, mulai dari merasa sudah repot mencari nafkah, menilai bahwa urusan anak adalah urusan istrinya, atau ada yang tidak sadar bahwa perannya begitu dibutuhkan di rumah.
Yang jelas ketidakhadiran ayah membuat seorang istri benar-benar kerepotan. Istri terus meminta bantuan dari berteriak hingga akhirnya diam. Banyak istri yang kerepotan mengerjakan tugas ayah, bahkan banyak yang akhirnya meninggalkan ruang kosong, ruang yang seharusnya diisi oleh perannya sebagai bunda.
Hingga tibalah di suatu masa di mana anak-anak merepotkan orang tuanya di masa remaja atau dewasa, dengan adiksi judi, games, narkoba, dan pornografi. Tema ini kasus ekstrim tetapi ini fakta.
Kita pun bisa menengok tema kasus keseharian, misalnya bisa tampak dari anak remaja yang selalu harus dibangunkan Subuh, harus disuruh-suruh sholat atau mengaji, atau anak remaja yang tanggung jawabnya sangat minim, baik tanggung jawab pada diri, sesama, atau kepada Maha Pencipta.
Di titik ini, baru ayah tersentak. Ada yang tersentak sadar juga mau repot 'memperbaiki' anak serta dirinya. Ada yang tersentak segera mengirimkan anak ke pondok dengan harapan bahwa ada pihak yang bisa 'memperbaiki' anaknya. B
Banyak yang dtersentak dengan hanya menyalahkan istri atau anak itu sendiri. Lupa, bahwa semua masalah keluarga karena berawal dari ayah yang tidak mau repot mengurus anak bersama istri.
Yakinlah ayah yang tidak mau repot mengurus anak di masa kecil, ia akan repot mengurus anaknya di kemudian hari. Duhai para ayah, Selamat Hari Ayah!
Mari jadikan setiap hari adalah hari ayah, yang serius merepotkan diri mendidik dan mengasihi anak juga istri. Merepotkan diri dalam rangka berinvestasi demi generasi terbaik yang diridhai Ilahi.
Disadur Ulang dari
Dandi Birdy
Konselor keluarga dan penulis buku Ayah Tangguh
