![]() |
Himapa-Kosaka meminta wali kota selaku pemimpin daerah menghargai para pejuang Tanoh Metuah Subulussalam. |
Metro7news.com|Subulussalam -Himpunan Mahasiswa Perantauan Kota Sada Kata (Himapa-Kosaka) merupakan organisasi mahasiswa Subulussalam yang belajar atau kuliah di Lhokseumawe dan Aceh-utara.
berdasarkan fakta lapangan, bahwa minimnya lapangan pekerjaan di Subulussalam membuat keterpurukan bagi masyarakat.
16 tahun pasca berdirinya Kota Subulussalam dengan cita-cita membangun peradaban baru untuk Subulussalam sejahtera.
Namun 3 tahun belakangan ini, Wali Kota Subulussalam terlihat acuh tak acuh dengan angka kemiskinan yang melonjak tinggi di Kota Sada Kata. Hal ini dibuktikan dari berbagai kalangan masyarakat yang tidak memiliki rumah layak huni dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan.
Belum lagi masalah perhatian Pemerintah Kota Subulussalam terhadap honor atau gaji, baik itu perangkat desa maupun pegawai rumah sakit.
Begitu juga dengan hutang Kota Subulussalam sekarang mencapai kurang lebih dua ratusan miliyar, ditambah lagi pinjaman dana PEN mencapai 108 miliyar.
"Tentu ini akan menjadi tanggung jawab Pj wali kotanya nanti. Maka dari itu, sebelum jabatan wali kota sekarang berakhir pemerintah daerah harus menyelesaikan persoalan itu," tegas Rahmat Kombih, Rabu (27/09/23).
Rahmad Kombih selaku demisioner priode 2020-2022 Himpunan Mahasiswa Perantauan Kota Sada Kata (Himapa-Kosoka) sekaligus Ketua Humas Himapa Kosaka priode 2023-2024 mengajak seluruh rekan-rekan mahasiswa baik di luar daerah maupun di dalam.
Serta mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya masyarakat Kota Subulussalam agar membuka kesadaran terhadap kota tercinta dengan cara mendesak pemerintah daerah agar secepatnya mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi baru-baru ini.
Kemudian besar harapan, kami Mahasiswa Lhokseumawe kepada Pemerintah Kota Subulussalam, harus memberikan perhatian penuh terkait gaji pegawai honorer yang tidak terbayarkan dalam beberapa bulan terakhir ini, terkhusus kepada Wali Kota, H. Affan Alfian Bintang, SE, dan Wakilnya, Drs. Salmaza, MAP harus mengambil tindakan secepatnya.
Beberapa hari sebelumnya, para honorer dan pegawai yang tak terbayarkan gajinya melakukan demo di depan kantor wali kota, namun diluar dugaan wali kota tidak hadir.
Sayangnya, ini menunjukkan bahwa ketidak pedulian seorang pemimpin daerah terhadap persoalan yang terjadi di Tanoh Metuah Subulussalam.
"Saya pastikan Para pejuang Tanoh Metuah sangat kecewa dengan sikap pemerintah daerah sekarang," tutup Rahmat Kombih
(Amdan Harahap)