![]() |
Anak anak yang dieksploitasi terlihat jadi pengemis dengan kedok pengamen di persimpangan Jl. Aksara Medan. (Ist) |
Metro7news.com|Medan - Ketua Umum Relawan Satgas Inti Prabowo (SIP), Kumalawati menyesalkan eksploitasi yang terjadi terhadap anak-anak, dan menjadikan sebagai pengemis dengan berkedok mengamen yang ditemukan di beberapa kawasan Kota Medan. Pandangan ini disampaikan Kumalawati pada wartawan, Kamis, (03/07/2025).
“Kita sangat prihatin dan hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi anak, dan merupakan masalah sosial yang kompleks. Dan kondisi tersebut merupakan bentuk kekerasan dan penelantaran hingga tidak dapat dibenarkan apapun alasan dan kondisinya," sebut Kumalawati berapi-api.
Disebutkan Kumalawati , setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman, mendapatkan pendidikan, dan menikmati masa kanak-kanak tanpa harus bekerja atau mengemis di jalan.
Eksploitasi terhadap anak-anak, apapun bentuknya seperti kerja paksa, pengemis paksa, atau perdagangan, merupakan perampasan terhadap hak-hak anak.
Ditambahkan Ketua Umum SIP ini, anak-anak yang dieksploitasi di jalanan rentan terhadap kekerasan fisik dan seksual, hingga banyak diantara mereka mengalami trauma psikologis, yang dapat mempengaruhi perkembangan mental mereka dimasa dewasanya.
Kumalawati yang merupakan Ketua Umum SIP dan salah satu kelompok relawan Prabowo-Gibran dalam Pilpres lalu meyakini, anak-anak yang dieksploitasi di jalanan tadi juga terindikasi mengalamai malnutrisi dan gangguan kesehatan.
Hingga kondisi itu pada waktu tertentu menjadi parah sehingga anak menjadi putus sekolah dan kehilangan masa depan karena kehilangan kesempatan memperolah pendidikan yang layak bagi kemanusian.
Akar semua masalah itu, sebut Kumalawati lagi berawal pada kemiskinan dan ketimpangan sosial, yang berakibat pada terjadinya kasus eksploitasi disebabkan adanya kemiskinan ekstrem, kurangnya akses terhadap pendidikan, dan lemahnya perlindungan sosial.
“Maka muncullah sikap baik dari keluarga dan kerabat atau lebih jauh lagi para sindikat yang memanfaatkan anak untuk mencari uang karena kebutuhan ekonomi atau keuntungan pribadi," ungkap Kumalawati.
Karenanya Kumalawati mengajak masyarakat dan pemerintah untuk berperan serta, dalam penegakan hukum dengan tegas terhadap pelaku eksploitasi anak dan menyediakan sistem perlindungan sosial serta akses pendidikan yang menyeluruh. Dan menghimbau agar publik berhenti memberi uang kepada anak-anak di jalan (karena itu sering memperpanjang rantai eksploitasi) dan lebih baik menyumbang ke lembaga yang dapat memberikan bantuan yang tepat.
“Itulah sebabnya sangat penting peran edukasi dan kesadaran bagi warga, dan memberi peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengatasi eksploitasi anak-anak itu. Apalagi banyak orang yang tidak menyadari bahwa memberi uang kepada anak di jalanan kadang justru memperparah eksploitasi yang terjadi kepada anak-anak tadi," tutup Kumalawati.
(fitri)