
Edi Sahputra Bako Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kota Subulussalam angkat bicara mengenai pembangunan PLTA. (foto : amdan)
Metro7news.com | Subulussalam - Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Perwakilan Kota Subulussalam menyoroti Pembangunan PLTA di Lae Kombih. Menurut Edi Sahputra Bako, selaku Ketua YARA, Taman Hutan Rakyat Lae atau Air Kombih adalah salah satu Hutan Endemik Pohon Kapur di dunia.
Yang mana kekayaan alam ini harus kita jaga bersama. Sementara, kehadiran PLTA tersebut tentu akan sedikit mempengaruhi kondisi lingkungan yang ada.
"Jadi kita minta kepada pemerintah, jangan tertutup soal pembangunan PLTA tersebut, sebab yang kita takuti akan berdampak terhadap lingkungan," ujar Edi Bako, Senin (10/10/22).
Disatu sisi, yang menjadi pertanyaan mengenai izin lingkungan pembangunan PLTA itu. Sudah ada apa belum, seperti kelengkapan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup (Amdal) serta kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) Proyek PLTA tersebut.
"Sebab keberadaan pepohonan dan kekayaan alam didalamnya jangan sampai dirusak. Sebab PLTA ini tentunya nanti membuat debit air Lae Kombih semakin kecil karena dibendung," kata Edi Bako
tambahnya, di khawatirkan perkembangbiakan ikan akan terganggu dan terancam keanekaragaman jenis ikan akan punah karena ikan berkembang biaknya di hulu sungai.
Tentu itu sangat mempengaruhi bagi perekonomian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Unuk itu seharusnya ada kajian ahli yang kompeten dan independen tentang dampak lingkungan ketika PLTA ini dibangun yang dijabarkan secara visual.
Hal ini harus dijelaskan utuh oleh ahlinya, agar bisa dimengerti publik serta bagaimana solusinya. Diminta Walikota Subulussalam dalam permasalahan ini harus melibatkan pengaruh publik agar lebih terbuka.
"Seharusnya pemerintah melibatkan unsur publik seperti lembaga publik, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan lainya. Sehingga kehadiran proyek ini dapat diterima oleh semua pihak dan mengecilkan potensi negatif yang menghadirkan konflik," tegas Edi Bako.
Kita sepaham untuk mendukung kehadiran investor di Negeri Sada Kata, namun lanjut Edy, hari ini warga Subulussalam harus dapat diyakinkan dengan kajian yang logis.
"Artinya masyarakat bisa melihat bahwa pembangunan PLTA ini lebih banyak manfaat dari pada petakanya," tutup Edi Bako.
(Amdan Harahap)