![]() |
Pimpinan dan Direktur Konsultan HRC LAVANDA Aryantha, S.Psi, M.Psi, dalam Assessment Guru SMAN 1 Dolok Panribuan, Simalungun beberapa waktu lalu. (doc-ist) |
Metro7news.com|Simalungun - Tim biro konsultan Psikologi HRC LAVANDA melaksanakan kegiatan In House Training dan Assessment guna pengembangan potensi diri serta kemampuan, para guru sebagai tenaga pendidik dan pengajar SMA Negeri 1 Dolog Panribuan, Kabupaten Simalungun, beberapa waktu lalu.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Cabang VI, R. Zuhri Bintang, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun, Rismauli Hutabarat, serta para guru.
Mendapatkan masukan, saran dan metode-metode teknik pengajaran kepada murid, lewat berbagai informasi serta kegiatan seperti games terhadap para peserta Assessment.
Agar nantinya, mereka para guru dapat lebih mengenali potensi diri masing-masing, hingga dapat dengan baik dan lebih maksimal menyampaikan metode model pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka kepada siswa-siswi SMA Negeri 1 Dolog Panribuan.
Sementara, Kacabdis, M.Zuhri Bintang berharap kepada para guru, pengalaman yang diperoleh selama Assessment, baik dari sisi metode dan teknik pembelajaran, diskusi, serta berbagai kegiatan yang dilakukan terkait pengajaran kepada siswa, dapat lebih memudahkan guru-guru dalam berkomunikasi, menyampaikan materi bahan ajar, dan dapat membantu siswa untuk berani mengembangkan dirinya lewat belajar dalam model Kurikulum Merdeka
Direktur HRC-LAVANDA, Drs. Aryantha Purba, Psikologi, dalam kesempatan tersebut mengarahkan, agar dengan bekal potensi dan kemampuan diri yang ada pada masing-masing guru. Nantinya dapat memotivasi murid yang ada dikelas.
Untuk lebih aktif bertanya kepada guru, terhadap hal yang belum mereka ketahui, dan dapat memancing minat murid untuk aktif mengeluarkan ide, pendapat dan pandangan mereka, hingga sang murid dapat lebih berkonsentrasi terhadap bidang yang murid-murid itu minati.
Hal ini tentu saja, sebut Ary, menjadi tugas berat untuk guru, karena mereka juga harus ikut mengetahui perkembangan teknologi, yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran.
Jangan sampai para siswa mencari jalan pintas, dengan lebih banyak bertanya kepada mesin pencari elektronik, seperti "Mbah Google", daripada bertanya serta berkomunikasi dengan guru-guru mereka.
Apalagi tugas berat guru tadi, sebut Ary, harus mampu membuat murid yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, membuat murid yang sebelumnya tidak bisa menjadi bisa, dan akhirnya membuat murid yang hanya tahu dan bisa semampunya, menjadi murid-murid yang trampil.
"Itulah sebabnya, sebelum berhadapan langsung dengan siswa dan para murid nantinya dikelas. Selama dua hari ini, mari kita gali potensi diri bapak dan ibu sebagai guru yang menjadi pendidik dan pengajar di SMAN 1 Dolok Panribuan", ucap Drs. Aryantha Purba, Psikologi.
Apalagi sebut Ary, dalam Kurikulum Merdeka, para guru selain harus lebih meningkatkan kemampuan di bidang teknologi informasi, khususnya lewat internet guna memperbanyak referensi sebagai perbandingan terhadap sebuah materi bahan ajar, hingga dapat secara sistematis dan terstruktur mampu disampaikan kepada siswa dikelas.
Kesemuanya itu, juga akan lebih membuka cakrawala, wawasan, pola pikir dan cara berpikir (mindset) guru, dalam menghadapi dan mendampingi siswa-siswinya nanti dikelas.
Hingga diharapkan akan membantu para murid, sekaligus mendampingi para murid untuk mewujudkan cita-cita yang ingin diraih lewat bidang-bidang yang para murid minati itu, sebagai bekal mereka menghadapi masa depan.
(alf)