![]() |
Jumadi Arshat (tengah) saat dikonfirmasi awak media. |
Metro7news.com|Tanjungbalai - Dari tingginya harga satuan Tangki Septic Tank yang ditetapkan oleh fabrikasi, kami menduga bahwa Dinas Perkim Kota Tanjungbalai telah melakukan mark-up pada proyek sanitasi yang berasal dari DAK Pemerintah Pusat yang sebentar lagi akan dikerjakan di 9 kelurahan yang ada di Tanjungbalai.
Demikian yang diungkapkan oleh Irham Siregar Ketua DPD Government Wacth (Gowa) Sumut Kota Tanjungbalai menanggapi maraknya rumor dugaan penyelewengan pada proyek sanitasi tersebut kepada Metro7news.com, Selasa (22/08/23).
![]() |
Tangki Septic Tank yang terbuat dari bahan plastik HDPE, yang berada di gudang Timur Laut. |
Irham juga mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk segera melakukan penyelidikan atas dugaan mark-up dalam proyek bantuan Pemerintah Pusat tersebut.
"Jangan lah WC pun mau dijadikan ajang bagi-bagi jatah, kasihan masyarakat kita. Kami mendesak APH, khususnya Polres Tanjungbalai untuk melakukan penyelidikan terkait dugaan mark-up pada proyek sanitasi tersebut," ketusnya.
Dari info yang berhasil dihimpun oleh awak media, Tangki Septic Tank sanitasi dari bahan plastik HDPE dipatok dengan harga 3,8 juta rupiah per unitnya oleh prabrikasi.
Selain itu, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai pengelola proyek juga harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar 300 ribu rupiah untuk pembelian Grease Trap.
Salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, system penawaran harga Tangki Septic Tank antara pihak KSM dengan pihak pabrikasi hanyalah sekedar formalitas belaka.
Sebab saat penawaran berlangsung, harga yang diajukan oleh pabrikasi tak lagi dapat ditawar menjadi lebih murah, yakni tetap senilai 3,8 juta rupiah.
Lebih lanjut sumber menyebutkan, bahwa pihak pabrikasi merupakan perusahaan yang diajukan oleh Dinas Perkim Tanjungbalai kepada seluruh KSM.
Sumber menduga, dari penetapan harga Tangki Safety Tank dapat menjadi celah bagi Dinas Perkim untuk melakukan mark-up atas proyek sanitasi tersebut.
"KSM diminta untuk membuat permohonan ke Dinas Perkim, agar pabrikasi dapat dihadirkan dalam penawaran harga satuan, tapi harganya tetap aja segitu. Inikan manipulasi cantik namanya bang. Nah kami menduga dari situlah Dinas Perkim bisa bermain," urai sumber.
Terkait hal itu, Jumadi Arshat PPTK proyek sanitasi Dinas Perkim Tanjungbalai mengaku tidak tahu menahu terkait besaran harga Tangki Septic Tank yang telah ditetapkan antara KSM dengan pabrikasi.
Padahal dirinya langsung mendatangi ke pihak pabrikasi untuk melakukan penawaran harga ke KSM.
Jumadi juga menolak jika dirinya terlibat dalam urusan pengadaan tangki tersebut, padahal sebagian tangki saat ini telah berada di gudang Timur Laut Jalan Garuda d/h Jalan PT Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung.
Beberapa pekerja bongkar muat di gudang tersebut mengatakan, bahwa Jumadi lah pengurus masalah Tangki Safety Tank yang masuk.
"Pertama kami dikasinya 600 ribu, upah bongkar permotor, ternyata lumayan berat. Akhirnya masuk yang kedua kali, kami minta upah sebesar 800 ribu rupiah permotor," ujar pekerja.
Saat ditanya berapa harga satuan Tangki Septic Tank dari pabrikasi tersebut, Jumadi buru-buru berdalih bahwa Dinas Perkim tidak melakukan jual beli dengan KSM. Pihaknya hanya memediasi antara KSM dengan pabrikasi. Padahal di awal, dirinya sudah mengaku tak tau sama sekali terkait hal itu.
"Tak ada, itukan KSM langsung membeli dengan pabrikasi, kami hanya memediasi dan melakukan penyimpanan barang. Karena tidak mungkin langsung masuk ke masyarakat," terangnya, Selasa (22/08/23).
(Dst7)