Setelah Renggut 2 Korban Jiwa, Kades Rantobi Akhirnya Ungkap Pemilik Bekas Galian Tambang Ilegal

 



 

Setelah Renggut 2 Korban Jiwa, Kades Rantobi Akhirnya Ungkap Pemilik Bekas Galian Tambang Ilegal

Jumat, 30 Mei 2025

Bekas galian tambang yang merenggut dua korban jiwa. (foto ilustrasi)

Metro7news.com|Madina - Kepala Desa (Kades) Rantobi, Kecamatan Batang Natal, Fajaruddin akhirnya bersuara berkaitan dengan teka-teki siapa pemilik bekas galian tambang ilegal yang kini berubah jadi genangan air yang mengakibatkan dua bocah perempuan tewas tenggelam. 


"Iya pemilik lobang galian tambang ilegal itu adalah Parman warga Aek Baru Jae," ucap Fajaruddin setelah didesak melalui sambungan telepon, Jum'at (30/05/2025).


Sebelumnya, Kades Fajaruddin mengungkapkan belum mengetahui siapa pemilik galian bekas tambang ilegal di Desa Rantobi, namun setelah didesak akhirnya sang Kades pun bersuara. 


Pada saat dikonfirmasi dan dicecar pertanyaan Fajar pun sempat menyebutkan perdamaian saat menjawab telepon, namun ketika dicecar perdamaian dengan siapa, ia pun kembali meralat keterangannya. 


"Bukan, maksud saya bukan perdamaian, tapi semuanya sudah ditangani polisi," potongnya. 


Sedangkan, ketika ditanya siapa pemilik lahan, Kades pun mengaku tidak tau meski dirinya seorang kepala desa. 


"Saya tidak tau, itukan hanya tanah di daerah aliran sungai jadi saya gak tau siapa pemilik lahan," akunya seperti menutupi. 


Seperti diketahui, keberadaan tambang ilegal di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terus memakan korban. Jika kemarin korban tewas akibat tertimbun longsor, kini giliran dua anak perempuan meregang nyawa akibat tenggelam di eks lobang galian tambang yang sudah berubah jadi danau.


"Iya benar, dua anak perempuan ditemukan tewas tenggelam di kolam bekas galian tambang yang sudah ditinggalkan pemiliknya," ujar Kades Rantobi, Fajaruddin melalui sambungan telepon, Kamis (29/05/2025).


Fajaruddin kembali menuturkan, dua bocah yang ditemukan tewas tenggelam di danau eks tambamg ilegal itu adalah Regina (10) dan temannya Sopiah (9), keduanya merupakan warga Desa Rantobi, saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). 


Peristiwa memilukan itu terjadi pada Kamis (29/05/2025). Seluruh warga desa sontak panik, terutama orang tua bocah yang merasa kehilangan anaknya saat mendengar informasi ada dua anak tenggelam di danau buatan toke tambang ilegal tersebut.


Wargapun berbondong-bondong untuk melakukan pencarian menuju lokasi tempat kejadian kedua bocah tenggelam tersebut. 


Setelah melakukan pencarian, beberapa lama akhirnya warga menemukan dua bocah perempuan itu tenggelam di dasar kolam. Diduga tenggelamnya kedua korban belum lama, sehingga jasadnya tenggelam dan belum mengapung. 


Sejumlah warga saat dihubungi, mengecam pemilik lobang bekas tambang ilegal yang begitu saja meninggalkan lobangnya, sehingga menjadi ancaman maut bagi warga Desa Rantobi. 


"Ini sangat tidak bertanggungjawab, setelah menguras emasnya dia seenaknya  meninggalkan "danau maut" bagi warga disini, terutama anak-anak," kecam warga yang tak mau ditulis namanya. 


Tragedi tersebut menjadi pengingat bagi kita semua, bahwa keselamatan warga, khususnya anak-anak harus menjadi prioritas utama. Kolam bekas tambang yang mengaga tanpa pengamanan harus segera ditangani sebelum lebih banyak nyawa yang melayang.


Dalam kesedihan yang menyelimuti Desa Rantobi, suara tangis dan doa terus mengalun dari kedua orang tua bocah yang ditinggal, mereka berharap agar peristiwa serupa tak lagi terulang kembali. 


(MSU/TIM)