 |
| Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal Erwin Efendi Lubis SH bersama Manager Operasional PT Jaya Kontruksi Ferry Firnanda, Selasa (14/02/23). (foto/syawal) |
Metro7news.com | Madina - Menyikapi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum Ibu-ibu pengumpul Batu Mangga di Kelurahan Pidoli Dolok ke PT Jaya Kontruksi pada Sabtu (11/02/23), Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal, Erwin Efendi Lubis, SH, memanggil Pihak PT Jaya Kontruksi guna meminta kebijakan dan toleransi dari pihak perusahaan terhadap kaum Ibu pengumpul Batu Mangga.
Kepada pihak PT Jaya Kontruksi yang diwakili Ferry F selaku Manager Operasional, Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal meminta dengan tegas agar Batu Mangga hasil yang di kumpulkan kaum Ibu di Kelurahan Pidoli Dolok ditampung oleh Pihak Perusahaan PT Jaya Kontruksi.
"Untuk saling menyamankan keberlangsungan kegiatan PT Jaya Kontruksi di Kabupaten Mandailing Natal sebaiknya pihak perusahaan jangan menutup mata terhadap masyarakat di sekitar lokasi produksi dengan memberikan toleransi terhadap kaum Ibu pengumpul Batu Mangga di Kelurahan Pidoli Dolok," pinta Ketua DPRD Madina, Selasa (14/02/23).
Dalam kesempatan pertemuan dengan Pihak PT Jaya Kontruksi yang diwakili Manager Operasional, Ferry Firnanda, Ketua DPRD Madina turut menyampaikan ucapkan terima kasih kepada PT Jaya Kontruksi selaku pelaksana pembangunan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di Kabupaten Mandailing Natal.
Sementara itu, Manager Operasional PT Jaya Kontruksi setelah menerima penjelasan dari Ketua DPRD Mandailing Natal terkait keluhan masyarakat, khususnya kaum Ibu-ibu pengumpul Batu Mangga di Kelurahan Pidoli Dolok mengatakan, akan segera membicarakan keluhan ini kepada Management PT Jaya Kontruksi di Pusat.
"Atas adanya keluhan Ibu-ibu pengumpul batu di Kelurahan Pidoli Dolok, secara berjenjang akan dilaporkan ke Managemen Pusat PT Jaya Kontruksi" ungkapnya.
Diakhir pertemuan, Ketua DPRD Kabupaten Mandailing Natal menegaskan agar PT Jaya Kontruksi memberikan toleransi terhadap masyarakat, khususnya kaum Ibu pengumpul batu di Kelurahan Pidoli Dolok yang menggantungkan kehidupan dengan mengumpul batu untuk dijual sebagai tambahan penghasilan untuk kebutuhan keseharian keluarga mereka.
(Syawal)
