![]() |
| Ratusan warga yang menggantungkan hidupnya dari kegiatan PT KJI, coba melawan hoax sebuah keluarga yang bermasalah dengan perusahaan, (Ist). |
Metro7news.com|Percut Sei Tuan - Hampir dua ratusan warga Desa Sei Rotan, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, terdiri dari para Lansia, orangtua dan remaja terlihat menggerubungi areal seputaran PT KJI di Jalan Sidomulyo Ujung Gang Buntu, Jumat (05/12/2025) kemarin.
Kehadiran massa secara spontanitas itu, setelah mendengar isu penutupan usaha serta kegiatan operasional KJI, karena adanya permintaan salah seorang pengontrak rumah di kawasan tersebut, bernama Sri W.
Massa yang mayoritas para Lansia, janda-janda dan para duafa, nyaris membentengi kawasan KJI, bahkan sempat adu mulut serta nyaris bentrok dengan Sri W serta keluarganya yang menentang keberadaan dan eksistensi KJI.
Kerumunan dan histeris massa itu akhirnya berhasil ditenangkan para petugas instansi terkait, juga dari perangkat kecamatan dan perangkat desa, serta aparat keamanan setempat.
Kepada warga pihak LHK dan Perizinan Satu Pintu memaparkan mereka hanya ingin mengecek kebenaran informasi di media sosial (Medsos), juga mengambil contoh air dari lingkungan sekitar. Karena sebelumnya tersebar informasi, soal terjadinya pencemaran lingkungan yang sengaja dihembuskan Sri W lewat media sosial.
"Rumah saya yang paling dekat dengan PT KJI, silahkan ambil air dari saluran air rumah saya, jika.memang mengandung limbah. Kami sudah puluhan tahun berdampingan dengan KJI dan alhamdulillah tidak ada gangguan kesehatan sampai hari ini sepertinya informasi itu hanya hoax yang digembar-gemborkan di Medsos itu," ujar Inur warga Sei Rotan kepada pihak LHK Deli Serdang dan Perizinan Satu Pintu Deli Serdang.
Inur juga menambahkan, silahkan bapak-bapak mengambil air dari air tanah pada rumah-rumah kami. Ada 20-an rumah yang terdekat dari pabrik.
"Kami tidak pernah keberatan atas kegiatan ekonomi yang banyak menggunakan tenaga kerja warga sekitar ini," sebut Inur lagi.
Inur langsung menuding agar jangan ada rekayasa, seperti mengambil air limbah got serta air dari rumah yang sudah lama tidak ditinggali penghuninya, memgatasnamakan uji baku mutu air.
"Mereka yang keberatan terhadap KJI memang agak lain dan punya motivasi lain kepada PT KJI. Semuanya itu hanya satu keluarga, suami istri, adek, abang, ipar, keponakan, bahkan cucu. Mereka sudah sejak lama merasa sebagai penguasa dikampung ini," geram Inur lagi.
Menurutnya, selama ini PT KJI telah banyak memberikan nilai positif dan mengangkat kesejahteraan warga sekitar. Mulai dari memberikan bimbingan belajar gratis, mengaji Qur'an gratis, bahkan lewat Jumat Berkah memberikan paket Sembako kepada para duafa, yatim piatu, janda-janda yang rumahnya langsung berdekatan dengan pabrik KJI. Juga menyantuni biaya bagi keluarga yang sakit, dan kepala keluarga tidak punya pendapatan selama sakit.
Sementara warga lainnya seorang remaja Dody malah mengatakan, dari penghasilannya di KJI bisa membayar uang kuliahnya. Jadi heran saja tiba-tiba beredar hoax, karena KJI ada yang muntah darah, seng rumah hancur dan bermacam isu negatif lainnya.
"Warga disini sudah tahu siapa para pembuat hoax itu, namun warga diam karena malas ribut dan bertengkar dengan mereka yang memang sudah begitu tabiat dan hobinya. Tapi sekali ini karena menyangkut kesejahteraan kami harus lawan," tutur Dody kepada wartawan.
Sri W yang tidak menyangka bakal disambut warga, karena selama ini tidak pernah ada yang berani mendebatnya seperti mati kutu, dan akhirnya setelah beberapa waktu menjauhi kerumunan warga yang rapat mengelilingi areal PT KJI.
Saat dikonfirmasi wartawan, Sri W yang malu ulahnya dibongkar warga, dengan mata memerah berteriak-teriak kepada wartawan sambil mengacungkan, ini wartawan abal-abal.
Saat diingatkan wartawan bawa dirinya yang telah divonis Dewan Pers melanggar kode etik jurnalistik serta dianjurkan agar dipidanakan menurut UU Pers bernama Sri Wage. Sri W sambil menggerutu menjauhi wartawan.
Berulangkali Minta Mediasi Dengan DPO
Ikmal Hakim Lubis Manajer Personalia PT KJI kepada wartawan menjelaskan, sebelumnya Sri W telah menggunakan berbagai pihak dari yang mengaku LSM, Pengacara, bahkan menjual nama seolah dari Krimsus, BAIS, guna menekan perusahaan atas nama pencemaran lingkungan.
Namun akhirnya, berujung permintaan mediasi dengan perusahaan, menyangkut keberadaan kerabat Sri W yang terlibat tindak pidana terhadap karyawan perusahaan. Kerabatnya itu yakni anaknya, adik, abang, ipar, dan beberapa kerabat jauh lainnya.
"Dia (SriW) mau bilang apa kita tidak peduli bang. Yang pasti perusahaan tidak akan melakukan media dengan para DPO, para pelindung DPO. Apa lagi dengan orang yang sok mengaku pakar lingkungan, tapi mengambil keuntungan dari mengintimidasi perusahaan lewat isu lingkungan," tutup Ikmal Hakim Lubis.
(fitri)
